Senin, 28 Mei 2012

tutorial photoshop

 http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=sHIwWPH2phg

sebagian sejarah pengajaran al-quran

Ratusan ribu majelis pengajaran Al-Quran tersebar di seluruh penjuru nusantara. Sebagian besar di antaranya terlembagakan dalam pesantren-pesantren Al-Quran yang saling berkaitan dalam jejaring guru-murid.

Membaca Al-Quran tentu saja amalan yang sangat utama, apalagi di bulan Ramadhan yang merupakan bulan diturunkannya Al-Quran. Selain menjadi menambah perbendaharaan pahala kita, membaca Al-Quran juga menjadi hiburan batiniah tersendiri yang sangat mengasyikkan. Bacaan ayat-ayat suci yang mengalir lancar dari bibir seakan mengantarkan perbincangan kita dengan sang khaliq.

Namun sayangnya, seiring perkembangan zaman, ketika pengajian Al-Quran di kota besar tak lagi sesemarak dulu, lancar dan fasih membaca Al-Quran bukan lagi keterampilan yang mudah ditemukan pada generasi muda Islam. Bahkan maraknya pertumbuhan Taman Pendidikan Al-Quran dan berbagai metode pengajaran kilat Al-Quran tak mampu mengimbangi derasnya gelombang modernisasi dan westernisasi budaya.

Mempelajari Al-Quran –termasuk cara membacanya-- memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dibutuhkan seorang guru khusus yang benar-benar mempunyai kemampuan dan otoritas (ijazah) pengajaran Al-Quran. Sebab proses pembelajaran Al-Quran menyaratkan adanya talaqqi (pertemuan guru – murid secara langsung) dalam prosesnya.

Sebab para ulama ahlul Quran meyakini, satu-satunya orang yang bisa membaca Al-Quran dengan fasih dan memahami isinya dengan benar adalah Rasulullah SAW yang mendapat pengajaran langsung dari malaikat Jibril. Sementara tingkat kebenaran bacaan orang-orang selain Rasulullah paling bagus hanya mendekati kefasihan beliau saja. Itu pun jumlahnya tidak banyak. Pengakuan akan ketepatan cara membaca Al-Quran tersebut harus mendapat pengakuan dari Rasulullah SAW.

Itulah sebabnya, meski pada zaman Rasulullah banyak sahabat yang hafal Al-Quran, tetapi hanya beberapa orang saja yang mendapat mandat untuk mengajarkan Al-Quran. Artinya hanya mereka inilah yang bacaan Al-Qurannya diakui nyaris sempurna sehingga layak mengajari orang lain.

Demikian pula pada generasi berikutnya yang belajar langsung kepada Sahabat Nabi. Meskipun jumlah murid mereka dari kalangan tabiin cukup banyak, namun hanya sebagian kecil saja yang diberi otoritas (ijazah) untuk mengajarkan cara membaca Al-Quran. Demikian seterusnya pada generasi tabiut tabiin dan generasi-generasi sesudahnya hingga zaman modern yang terus menjaga ketersambungan silsilah sanadnya. Mereka inilah yang biasa disebut ulama ahlul Quran.

Bagaimana dengan murid-murid lain yang juga menyelesaikan pelajarannya, namun tidak sampai mendapat ijazah pengajaran Al-Quran. Tentu saja mereka tetap boleh menularkan ilmunya, meski tentu nilai keberkahannya tidak sama dengan yang mendapat ijazah pengajaran Al-Quran. Paling tidak, dari mereka bisa dipelajari cara membaca Al-Quran dengan benar, karena mereka juga mendapatkannya dari guru-guru yang memiliki ijazah pengajaran.
Muara Sanad Al-Quran
Di Indonesia sendiri saat ini berdiri puluhan ribu tempat pengajaran Al-Quran. Namun hanya sebagian saja yang benar-benar memiliki ijazah pengajaran Al-Quran. Sebagian lagi tidak memiliki ijazah, namun pernah belajar kepada ulama yang memiliki otoritas pengajaran Al-Quran. Ada juga yang dengan niat baik, membuka pengajaran Al-Quran, meski tidak memiliki ijazah dan tidak juga pernah berguru kepada orang yang mempunyai ijazah.

Tempat-tempat pengajaran Al-Quran, dan jaringannya, yang memiliki ijazah sanad Al-Quran biasanya berupa pesantren tahfizhul Quran (penghafalan Al-Quran). Dan uniknya hampir semua pesantren Al-Quran tersebut saling memiliki keterkaitan guru murid. Sebab menurut sejarahnya, seluruh tradisi penghafalan Al-Quran di pesantren-pesantren tradisional di nusantara ini hanya memang bermuara kepada beberapa nama.

K.H. Drs. Muntaha Azhari, pembantu rektor III Institut Perguruan Tinggi Ilmu-ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta, yang pernah melakukan penelitian dalam bidang tersebut menyebutkan nama Mbah Kiai Moenauwir Krapyak (Yogyakarta), Syaikh Dimyathi Tremas (Pacitan – Jawa Timur) dan Syaikh As’ad Makassar sebagai tiga dari beberapa tokoh pembawa tradisi penghafalan Al-Quran sekaligus memiliki sanad bersambung hingga Rasulullah. Dari ulama ahlul Quran tersebutlah kebanyakan sanad pesantren Al-Quran modern bermuara.

Jika anda berminat belajar atau hendak merekomendasikan tempat belajar membaca dan menghafal Al-Quran yang memiliki silsilah bersambung hingga Rasululah SAW (meski tidak semuanya memiliki ijazah pengajaran), berikut ini ulasan singkat tempat-tempat tersebut.

Membahas pesantren Al-Quran modern tentu tidak lepas dari nama pesantren Krapyak, Yogyakarta. Sebab dari pesantren yang didirikan Mbah Moenauwir di awal abad 20 ini telah lahir banyak sekali pesantren alumni. Mbah Moenawwir mendalami pengajian Al-Qurannya selama enam belas tahun di di Makkah. Beberapa gurunya yang mengajarkan tahfizh, tafsir dan qiraat sab’ah di Makkah antara lain Syaikh Abdullah Sanqoro, Syaikh Sarbini, Syaikh Mukri, Syaikh Ibrahim Huzaimi, Syaikh Manshur, Syaikh Abdus Syakur dan Syaikh Musthofa.

Karena kecemerlangannya dalam mengaji, guru qiraat sab’ahnya, Syaikh Yusuf Hajar, memberinya ijazah sanad qiraah yang bersambung hingga Rasulullah: sesuatu yang sangat jarang didapatkan murid-murid Syaikh Yusuf karena sangat sulit persyaratannya. Dalam silsilah tersebut Kiai Moenauwir berada pada urutan ketiga puluh lima. Ada juga sanad lain yang diperolehnya dari Syaikh Abdul Karim bin Umar Al-Badri Ad-Dimyathi, yang sedikit lebih pendek.

Pesantren yang kini memiliki nama Al-Munawwir ini berada di bagian selatan pusat kota Yogyakarta. Saat ini pesantren yang telah membuka berbagai unit pendidikan formal, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga ma’had ali (pesantren luhur), itu diasuh oleh generasi kedua : K.H. Zainal Abidin Munawwir, K.H Ahmad Warson (penyusun kamus Al-Munawwir), K.H. Attabik Ali, K.H. Najib (pengasuh tahfzhul Quran) dan beberapa kiai lain.
Dekat Sunan Kudus
Masih di Yogyakarta, ada juga beberapa pesantren Al-Quran yang merupakan pesantren alumni Krapyak. Yang paling terkenal adalah Pondok Pesantren Sunan Pandan Aran, yang didirkan oleh al-maghfurlah K.H. Mufid Mas’ud. Pesantren yang berada di kilometer 12 jalan raya Kaliurang ini kini diasuh oleh putra-putri Mbah Mufid yang dipimpin oleh K.H. Mu’tashim Mufid.

Sementara di Jawa Tengah, jumlah pesantren Al-Quran lebih banyak lagi. Di kota Solo, misalnya, terdapat Pesantren Al-Muayyad yang diasuh oleh K.H. Abdul Rozaq Shofawi dan Pesantren Al-Qurani yang diasuh oleh K.H. Abdul Karim. Kedua pesantren yang sama-sama berlokasi di kampung Mangkuyudan, Purwosari, Laweyan Solo, itu memiliki sanad yang berbeda. Pesantren Al-Muayyad memiliki sanad dari Krapyak, Yogyakarta, sedangkan Pesantren Al-Qurani dari Tremas Pacitan.

Pesantren Al-Quran besar lain di Jawa Tengah terdapat di kota kretek, Kudus. Namanya Pesantren Yanbuul Quran yang berdiri di Kajeksan, tak jauh dari makam Sunan Kudus. Pesantren yang didirkan oleh al-maghfurlah K.H. Arwani Amin (alumnus Krapyak) itu kini diasuh oleh K.H. Ulil Albab dan K.H. Ulin Nuha itu juga menjadi salah satu pusat pengajaran Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.

Tak jauh dari Kudus, di Demak juga berdiri beberapa pesantren Al-Quran. Yang paling terkenal adalah Pesantren Bustanul ‘Usyaqil Quran yang didirikan oleh K.H. Muhammad bin Syaikh Mahfudz At-Tarmasi di Desa Betengan. Kini Pesantren Betengan asuh oleh generasi kedua, K.H. Muhammad Harir. Ada juga Pesantren Nurul Quran, Sayung, yang diasuh oleh K.H. Masroni. Selain mengasuh pesantren Al-Quran, Kiai Masroni juga dikenal sebagai badal mursyid dalam Thariqah Syadziliyyah yang diasuh oleh Habib Luthfi Bin Yahya, Pekalongan.

Sementara di timur Kudus, tepatnya di daerah Kajen, Pati, berdiri Pesantren Mathali’ul Huda yang diasuh oleh K.H. Nafi’ Abdillah dan adik-adiknya. Pesantren peninggalan Mbah Kiai Abdullah Salam itu juga dikenal sebagai tempat pengajaran Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.

Selain itu masih ada lagi Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber di Wonosobo. Pesantren yang didirikan oleh almarhum K.H. Muntaha dan kini diasuh oleh K.H. Ahmad Faqih Muntaha itu juga membuka pendidikan umum mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pesantren Al-Quran lain yang sangat terkenal adalah Pesantren Benda Bumiayu yang didirikan oleh K.H. Suhaimi (murid Mbah Munawwir, Krapyak).

Di luar pesantren, pengajaran Al-Quran juga digelar Masjid Kauman Semarang. Pengajian itu awalnya diasuh oleh al-maghfur lah Kiai Abdullah Umar, murid mbah Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Sepeninggal Mbah Abdullah Umar, pengajian itu diteruskan oleh rekan dan murid-muridnya.

Sementara di Jawa Barat pengajaran Al-Quran berpusat di beberapa kota. Yang paling terkenal adalah Cirebon yang mempunyai tiga pesantren Al-Quran besar dan beberapa pesantren Al-Quran kecil. Yang terbesar adalah Pesantren Al-Quran Kempek (diasuh oleh K.H. Umar Sholeh), Pesantren Gedongan diasuh oleh K.H. Amin Siradj (paman K.H. Said Aqil Siradj) dan Pesantren Tahfzhul Akhlaq di Winong yang diasuh K.H. Rohibulloh.
Beasiswa Penghafal Al-Quran
Selain Cirebon, di Indramayu juga terdapat pesantren Al-Quran yang sedang naik daun, yaitu Pesantren Tarbiyatul Wildan yang diasuh K.H. Mamduh. Pesantren tahfizhul Quran ini terkenal karena membuka program tahfizh untuk anak-anak. Pola pengajaran pesantren ini mengadopsi sistem pendidikan di pesantren induknya, Pesantren Tarbiyatul Wildan Sedayu, Gresik, Jawa Timur.

Selain dua kota tersebut pengajaran tahfizhul Quran juga terdapat di Manonjaya (Tasikmalaya), Pesantren Darit Tafsir Pagentongan, Bogor, dan Pesantren Al-Falah Bandung yang diasuh Ajengan Syahid.

Sedangkan di Provinsi Banten, pesantren Al-Quran paling terkenal adalah Pesantren Cidahu, Cadasari, Pandeglang, yang didirikan oleh almarhum Abuya Dimyathi. Ada juga Pesantren Cikaduen, Banten, yang merupakan peninggalan K.H. Damanhuri.

Dan yang paling gress adalah Pesantren Darul Quran Bulaksantri Karangtengah Tangerang, yang diasuh oleh muballigh kondang Ustadz Yusuf Mansur. Untuk menguatkan program penghafalan Al-Qurannya, pesantren yang terkenal dengan program beasiswa pembibitan penghafal Al-Qurannya mendatangkan pengajar-pengajar Al-Quran dari beberapa pesantren Al-Quran terkenal di Jawa Tengah, seperti Yanbu’ul Quran Kudus dan Usyaqil Quran Betengen, Demak.

Tak kalah dengan provinsi lainnya di pulau Jawa, provinsi Jawa Timur yang dikenal sebagai gudangnya pesantren besar juga memiliki ratusan pesantren Al-Quran. Beberapa di antaranya sangat terkenal dan menjadi tujuan santri Al-Quran dari berbagai daerah untuk mengaji, baik yang baru mulai menghafal maupun yang hendak tabarukan.

Selain Pesantren Tremas Pacitan yang sebagaimana Krapyak juga menjadi muara silsilah sanad Pesantren Al-Quran, pengajian tahfizhul Quran terkenal tersebar di Gresik, Jombang, Kediri, dan Langitan. Uniknya beberapa pesantren Al-Quran tersebut merupakan bagian atau unit dari pesantren-pesantren kitab terkenal seperti Ploso, Lirboyo, Langitan dan Tebuireng.

Di Jombang, misalnya, ada pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng diasuh oleh K.H. Musta'in Syafi'i, Pesantren Nurul Quran Bendungrejo (diasuh K.H. Jumail Ruslan), dan Pesantren Nurul Jadid Plandi (diasuh K.H. Abdul Afif). Sementara di Kediri program penghafalan Al-Quran terdapat di Madrasah Murottilil Quran (MMQ) yang diasuh K.H. Abdullah Kafa bih Machrus dan Pesantren Darussalam yang diasuh K.H. Maftuh Bashtul Birri. Keduanya berada dalam lingkungan Pesantren Lirboyo. Ada juga Pesantren Maunahsari, Bandar Kidul, yang didirikan oleh K.H. Mubasyyir Munzir.

Masih banyak lagi nama pesantren di Jawa Timur yang tidak akan cukup diceritakan di sini. Jika anda berminat mendapatkan informasinya, anda bisa menghubungi kantor cabang terdekat Jam’iyyatul Qurra wal Huffadz (JHQ) NU, organisasi sayap NU yang menaungi para qari dan qariah serta penghafal Al-Quran di Indonesia. (
Kang Iftah, pernah dimuat di majalah Alkisah edisi 19, terbit Ramadhan 1429/2008)

PERILAKU DALAM ORGANISASI


ADIPtook

PERUSAHAAN RETAIL

                                      

sTRUKTUR ORGANISASI BESERTA TUGASNYA
MANAGER
·         Manager mempunyai peranan penting dalam  suatu organisasi, manager memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk pembagian tugas kepeda seluruh karyawan yang telah dipilih berdasarkan kemampuan teknis dan manajemen.
·         Manager perlu mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan untuk pencapaian tujuan organisasi.
·         Memeriksa laporan keuangan dan rekapan penjualan diserahkan untuk disetujui.
·         Manager juga berhak menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, untuk membantu perusahaan  menekan pemborosan biaya tenaga kerja.

SUPERVISOR
·         Sebagai rekan kerja manager, supervisor juga turut menkoordinir karyawan di floor dan memimpin briefing sebelum operasional.
·         Supervisor yang juga merangkap sebagai HRD, memiliki tugas mewawancara dan memberikan test kepada calon karyawan. Dan atas persetujuan manager, supervisor berhak menerima atau menolak pelamar tersebut.
·         Supervisor turut terjun di floor untuk memantau kinerja karyawan , dan memberikan  tugas kepada pramuniaga.
·         Membuat laporan pemesanan kilat untuk produk-produk best seller atau kosong, agar secepatnya dikirim.
·         memberikan training kepada calon karyawan atau karyawan agar dapat menilai kinerja karyawan selama ini.

OPERATOR
·         Mengirim rekap absen ke kantor pusat.
·         Mengirim data master stock akhir penjualan kemarin.
·         Menerima ekspedisi produk, dan dicek antara nota kirim dan fisik harus sesuai.
·         Menginput produk yang baru datang kedalam format yang sudah ada di komputer.
·         Melakukan returan, bila ada barang yang perlu diretur.
·         Mengecek produk-produk yang perlu dipesan untuk dibuatkan rekomendasi order.

ADMINISTRASI
·         Menghitung kembali jumlah uang yang diserahkan bagian kasir.
·         Membuat laporan penjualan suplayer dan counter, dan disesuaikan di penjualan harian pada komputer. Lalu di input kedalam format yang telah ada di komputer.
·         Total  penjualan cash dan card harus sesuai dengan rekap omset, dan diperiksa oleh supervisor, dan disetujui oleh manager.
·         Menginput laporan penjualan kedalam format yang telah ada di komputer.
·         Membuat laporan pengeluaran uang kas.
·         Membuat laporan rekonsiliasi untuk dikirim ke kantor pusat.

KASIR
·         Akhir dari pelayanan customer adalah dikasir, kasir wajib memberikan salam sebelum dan sesudah melakukan transaksi.
·         Membuat laporan keuangan untuk diserahkan kepada bagian administrasi untuk diperikasa kembali.

PRAMUNIAGA
·         sebelum operasional dibuka, karyawan melakukan briefing pagi untuk memperkenalkan produk baru, dan tiap karyawan sudah di jadwalkan untuk mengisi briefing tersebut dengan product knowledge atau problem solving.
·         Memantau kondisi floor.
·         Memberikan pelayanan terbaik kepada customer.
·         Mendata produk, biasanya berupa laporan harian atau  mingguan.
·         Merubah atau merapikan posisi display produk, tergantung session dan produk best seller, agar customer mudah  mendapatkannya, dan menarik minat pembeli.












KESIMPULAN:
Di dalam organisasi “PERUSAHAAN RETAIL”  ,setiap departemen yang di jalankan  memiliki tugas yang berbeda ,menurut jabatan masing masing.Sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam perusahaan tersebut.Tetapi memiliki fungsi yang sama yaitu saling memajukan perusahaan tersebut

Sabtu, 26 Mei 2012

koperasi sekolah

Koperasi Sekolah Suripto/Rhini Fatmasari 1. Latar belakang Berlandaskan UUD pasal 33 ayat 1, mengandung cita-cita untuk menembangkan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Dalam UU nomer 25 tahun 1992 berisi tentang pedoman bagi pemerintah dan masyarakat mengenai cara-cara menjalankan koperasi , termasuk koperasi sekolah. Koperasi sekolah sangat membantu bagi para siswa untuk mengembangakan potensinya dalam bidang ekonomi dan sebagai latihan bertanggung jawab dan kemandirian siswa. Koperasi didirikan berdasarkan surat keputusan bersama antara Departemen Transmigrasi dan Koperasi dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 16 Juli 1972 Nomor 275/SKPTS/Mentranskop dan Nomor 0102/U/1983. Kemudian diterangkan lebih lanjut dalam surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja , Transmigrasi, dan Koperasi Nomor 633/SKPTS/Men/1974. Menurut surat keputusan tersebut, yang dimaksud dengan koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di sekolah-sekolah SD, SMP, SMA, Madrasah, dan Pesantren. 2. Pengertian Koperasi Sekolah Koperasi didirikan bertujuan untuk memperbaiki kehidupan ekonomi dan sosial anggotanya, misalnya melalui melalui koperasi konsumsi mereka dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup mereka, karena mereka akan memperoleh harga barang-barang yang murah sekaligus dapat besosialisasi dengan anggota lain melalui organisasi koperasi. Dengan melalui sosialisasi mereka dapat saling berbagi untuk memecahkan masalah ekonomi yang mereka hadapi. Begitu pula kopersi sekolah yang beranggotakan guru, pegawai sekolah dan siswa, mereka dapat memenuhi kebutuhan ekonominya melalui koperasi yang mereka usahakan secara bersama, dikelola secara bersama, dikleola dan diawasi bersama untuk kesejahteraan bersama. Koperasi adalah bedan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi sakaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. (UU nomer 25 tahun 1992, pasal 1) Sedangkan sekolah merupakan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Keberadaan koperasi sekolah merupakan wahana belajar bagi siswa, melalui koperasi sekolah siswa akan mengetahui, memahami dan kemudian mengimplementasikan koperasi dalam kehidupan di masyarkat . Jadi, Koperasi sekolah adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa sekolah dengan bimbingan guru. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan, misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya. 3. Fungsi Koperasi Sekolah 1. Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah. 2. Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa. 3. Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi. 4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna di masyarakat. 5. Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalam dan luar sekolah. 4. Tujuan Koperasi Sekolah Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Koperasi mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan sosial. Fungsi ekonomi adlah bagaimana memenuhi kebutuhan dengan berprinsip ekonomi, fungsi sosial dengan akan terjadi proses tolong menolong dan gotong royong antar sesama anggota keperasi. Melalui pembelajaran koperasi di sekolah siswa akan terbentuk pola sikap dan karakter untuk selalu menggunakan kopersi dalam kehidupan ekonomi dan sosial Sedangkan pembentukan Koperasi Sekolah dikalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan koperasi. Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini. 5. Koperasi sebagai Instruksional Pendirian Koperasi Sekolah Koperasi sekolah diharapkan menjadi sarana bagi pelajar untuk belajar melakukan usaha kecil-kecilan, mengembangkan kemampuan berorganisasi, mendorong kebiasaan untuk berinovasi, belajar menyelesaikan masalah, dan sebagainya.Untuk itu dalam mendirikan koperasi sekolah, diperlukan pertimbangan-pertimbangan agar selaras dengan apa yang diharapkan. Untuk menumbuh kembangkan kopersi sekolah diperlukan bimbingan guru, dan koperasi sekolah beranggotakan guru, pegawai sekolah untuk tujuan ekonomi, dan siswa untuk tujuan pembeljaran agar tertanam jiwa koperasi sejak usia sekolah dan akan tetap dibawa sampai mereka terjun di masyarakat 6. Langkah Operasional Perangkat Organisasi Koperasi Sekolah 1. Rapat anggota koperasi sekolah 2. Pengurus koperasi sekolah 3. Pengawas koperasi sekolah Dewan Penasihat Koperasi Sekolah Untuk keperluan bimbingan pada koperasi sekolah, diangkat penasihat koperasi sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas : 1. Kepala sekolah yang bersangkutan sesuai dengan jabatannya (exofficio). 2. Guru pada sekolah yang bersangkutan; dan 3. Salah seorang wakil persatuan orang tua murid yang memiliki pengalaman di bidang koperasi Pelaksana Harian Pelaksana harian bertugas mengelola usaha, administrasi, dan keuangan. Pelaksana harian dapat diatur bergantian antara pengurus koperasi sekolah atau ditunjuk secara tetap atau bergantian antara siswa anggota koperasi yang tidak menduduki jabatan pengurus atau pengawas koperasi. Dalam pelaksanaannya harus secara ketat ada pengawasan dari pihak guru atau pegawai sekolah misalnya tata usaha, karena tanpa pengawasan dari pihak sekolah, kopersi sekolah kssulitan karena siswa yang diberi tanggung jawab masih memerlukan petunjuk dan bimbingan. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat Anggota Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali dalam satu tahu tahun, untuk koperasi sekolah yang dihadiri oleh guru dan pegawai sekolah, untuk siswa dihadiri oleh perwakilan saja, misalnya tiap kelas oleh satu wakil saja Rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar. Wewenang tersebut misalnya: 1. Menetapkan anggaran dasar koperasi; 2. Menetapkan kebijakan umum koperasi; 3. Memilih serta mengangkat pengurus koperasi; 4. Memberhentikan pengurus; dan 5. Mengesahkan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Penyelenggara rapat anggota yang dianggap sah adalah jika koperasi yang menghadiri rapat telah melebihi jumlah minimal (kuorum). Kuorum rapat anggota meliputi setengah anggota ditambah satu (lebih dari 50%). Jika tidak, maka keputusan yang diambil dianggap tidak sah dan tidak mengikat. DAFTAR PUSTAKA Baswir, R. Koperasi Indonesia. 2000. BPKE: Yogjakarta Hendrojogi. Koperasi Azas-azas, Teori, dan Praktek. 1999. Rajagrafindo: Jakarta http://www.koperasi.coop/pelancar/Arkib/dec05/december024.htm Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

contoh program pascal sederhana

uses crt;
Type
    Larik = Array [1..1000] of Integer;
var
    pil, I, N, J, Tmp, Temp, Mx, Min, U: Integer;
    L: Larik;
    mat : array[1..2,1..2] of byte;
    jb : char;

Procedure InputData;
Begin
    For I := 1 To N Do
    Begin
        Write('Data Ke-', I, ': '); Readln(L[I]);
    end;
end;

Procedure SORT(L : Larik; N : Integer);


label awal;
begin
awal:
clrscr;
textcolor(4);
    writeLn('PROGRAM SORTING SEDERHANA');
    WriteLn('=====================================');
    WriteLn('Di Susun Oleh:');
    WriteLn('=====================================');
    WriteLn('ADIP');
    WriteLn('AMAD');
    WriteLn('HARJANTO');
    textcolor(14);
    WriteLn('=====================================');
    writeln('Tanggal pembuatan program 07 Mei 2012');
    WriteLn('=====================================');
    writeln('--PILIHAN SORT--');
    WriteLn('=====================================');
textcolor(2);
writeln(' 1. Bubble Sort ASCENDING');
writeln(' 2. Bubble Sort DESCENDING');
writeln(' 3. Maximum Sort ASCENDING');
writeln(' 4. Maximum Sort DESSCENDING');
writeln(' 5. Minimum Sort ASCENDING');
writeln(' 6. Minimum Sort DESCENDING');
writeln(' 7. Insertion Sort ASCENDING');
writeln(' 8. Insertion Sort DESCENDING');
writeln(' 9. EXIT Program ATAU Masukkan Data Yang Baru');
    WriteLn('=====================================');
writeln;
write('PILIHAN ANDA ADALAH :');readln(pil);
case pil of
1:begin
    ClrScr;
    For I := 1 To N-1 Do
    Begin
        For J := N-1 DownTo I Do
        Begin
            If L[J] > L[J+1] Then
            Begin
                Tmp := L[J];
                L[J] := L[J+1];
                L[J+1] := Tmp;
            End;
        End;
    End;
    WriteLn('PROGRAM BUBBLE SORTING ASCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    WriteLn;
    For I := 1 To N Do
    Begin
        Write(L[I], ' ');
    End;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    ReadLn;
    goto awal;
End;

2:Begin
    ClrScr;
    For I := 1 To N-1 Do
    Begin
        For J := N-1 DownTo I Do
        Begin
            If L[J] < L[J+1] Then
            Begin
                Tmp := L[J];
                L[J] := L[J+1];
                L[J+1] := Tmp;
            End;
        End;
    End;
    WriteLn('PROGRAM BUBBLE SORTING DESCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    WriteLn;
    For I := 1 To N Do
    Begin
        Write(L[I], ' ');
    End;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    ReadLn;
    goto awal;
End;

3:Begin
    ClrScr;
    U := N;
    For I := 1 To N-1 Do
    Begin
        Mx := 1;
        For J := 2 To U Do
        Begin
            If L[J] > L[Mx] Then Mx := J;
        End;
        Tmp := L[U];
        L[U] := L[Mx];
        L[Mx] := Tmp;
        U := U-1;
    End;

    WriteLn('PROGRAM SELECTION MAXIMUM ASCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    WriteLn;

    For I := 1 To N Do
    Begin
        Write(L[I], ' ');
    End;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    ReadLn;
    goto awal;
end;

4:Begin
    ClrScr;
    U := N;
    For I := 1 To N-1 Do
    Begin
        Mx := 1;
        For J := 2 To U Do
        Begin
            If L[J] < L[Mx] Then Mx := J;
        End;
        Tmp := L[U];
        L[U] := L[Mx];
        L[Mx] := Tmp;
        U := U-1;
    End;

    WriteLn('PROGRAM SELECTION MAXIMUM DESCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    WriteLn;

    For I := 1 To N Do
    Begin
        Write(L[I], ' ');
    End;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    ReadLn;
    goto awal;
end;

5:Begin
    clrscr;
    U := N;
    for i:= 1 to N-1 do
    begin
        Min := 1;
        for J:=2 to U do
        begin
            if L[J] > L[Min] then Min :=J;
        end;
        temp:= L[U];
        L[U] := L[Min];
        L[Min] := Temp;
        U:= U-1;
    end;
    writeln('PROGRAM SELECTION MINIMUM ASCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    writeln;
    for i:=1 to N do
    begin
        write(L[i], ' ' );
    end;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    readln;
    goto awal;
end;

6:Begin
    clrscr;
    U := N;
    for i:= 1 to N-1 do
    begin
        Min := 1;
        for J:=2 to U do
        begin
            if L[J] < L[Min] then Min :=J;
        end;
        temp:= L[U];
        L[U] := L[Min];
        L[Min] := Temp;
        U:= U-1;
    end;
    writeln('PROGRAM SELECTION MINIMUM DESCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    writeln;
    for i:=1 to N do
    begin
        write(L[i], ' ' );
    end;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    readln;
    goto awal;
end;

7:Begin
    clrscr;
    for i:=2 to N do
    begin
        Temp:= L[i];
        J:= i-1;
        while (L[J] > Temp) and (J > 0) do
        begin
            L[J+1] := L[J];
            Dec(J);
        end;
        L[J+1] := Temp;
    end;

    writeln('PROGRAM INSERTION ASCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    writeln;
    for i:=1 to N do
    begin
        write(L[i], ' ' );
    end;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    readln;
    goto awal;
end;

8:Begin
    clrscr;
    for i:=2 to N do
    begin
        Temp:= L[i];
        J:= i-1;
        while (L[J] < Temp) and (J > 0) do
        begin
            L[J+1] := L[J];
            Dec(J);
        end;
        L[J+1] := Temp;
    end;

    writeln('PROGRAM INSERTION DESCENDING');
    WriteLn('==================================');
    writeln('Data setelah diurutkan : ');
    writeln;
    for i:=1 to N do
    begin
        write(L[i], ' ' );
    end;
    WriteLn;
    WriteLn;
    WriteLn('==================================');
    WriteLn('Tekan ENTER Untuk Kembali Ke Menu');
    readln;
        goto awal;
end;

9:begin
     clrscr;
textcolor(14);
     writeln('--Thank you for using this Simple Program--');
     readln;
end;
end;
end;
Begin
    jb:='y';
repeat
    ClrScr;
textcolor(14);
    Write('Masukkan jumlah data : ');ReadLn(N);
    InputData;
    SORT(L, N);
    write('Apakah ingin memasukkan data yang baru (Y/T)? ');Readln(jb);
until (jb='T') or (jb='t');

end.

Sabtu, 05 Mei 2012

No Team M M S K SG Nilai 1 Juventus 36 21 15 0 63-19 78 2 Milan 36 23 8 5 70-28 77 3 Napoli 36 15 13 8 64-43 58 4 Udinese 36 16 10 10 48-35 58 5 Lazio 36 16 8 12 51-46 56